Pages

Subscribe:

Stay Connected

Contacts

Policies

Kamis, 09 Januari 2020

Apa itu Alergi ? Kamu Harus Tahu

Apa itu Alergi ? Kamu Harus Tahu
Alergi terjadi karena ada perubahan reaksi terhadap bahan tertentu. Hal tersebut tidak terjadi pada kebanyakan orang,  misalnya makan udang  atau obat yang sebelumnya tidak menimbulkan apa-apa, pada suatu waktu menyebabkan gatal-gatal. Jadi alergi adalah reaksi  abnormal  terhadap suatu bahan yang disebut alergen. Alergi dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan. 


 
Umumnya 80% penyakit alergi merupakan faktor genetik. Alergen terdapat dalam lingkungan hidup sehari-hari, dapat berupa alergen dalam rumah dan alergen luar rumah, serta dapat menimbulkan reaksi alergi ringan sampai berat. Reaksi tersebut dapat terjadi pada setiap golongan umur, umumnya lebih sering terjadi pada bayi. Bila bayi menjadi besar, jenis makanan yang menimbulkan reaksi alergi dapat berubah. Umumnya penyebab alergi makanan adalah proteinnya. Alergi dapat disebut suatu penyakit karena adanya reaksi yang menyimpang.
Reaksi orang berbeda-beda ketika terkena alergi. 

  • ada merasa gatal-gatal, 
  • perih dan panas pada kulit, 
  • bengkak, 
  • hingga diare. 

Tergantung organ yang terkena, alergi dapat mengenai organ pernapasan (asma dan rinitis alergi), organ kulit (dermatitis atopi dan urtikaria), dan juga pencernaan (diare).
Alergi menurut cara masuknya ke dalam tubuh, dapat melalui :

  1. Alergen hirup (tungau debu rumah, serbuk sari, spora jamur, serpihan kulit hewan piaraan), 
  2. Alergen ingestan (makanan, obat oral), 
  3. Alergen injektan (obat suntik) dan 
  4. Alergen kontaktan (logam, kosmetik, lateks).
Pada orang yang sensitif, alergen (zat pencetus alergi) akan mendorong produksi antibodi. Antibodi terikat pada sel yang mengandung histamin. Sel akan melepaskan histamin saat antibodi terstimulasi alergen. Akibatnya, terjadi pembengkakan jaringan, produksi lendir, gatal, kejang otot, bintik, bentol, atau gejala lain. Berat ringannya gejala bervariasi. Manifestasi gejala tergantung bagian tubuh yang kontak dengan alergen. 

Alergen yang dihirup menyebabkan hidung tersumbat, gatal pada hidung dan tenggorokan, produksi lendir, batuk atau bersin. Asupan alergen dari makanan menyebabkan mual, muntah, sakit perut, kram perut atau diare, bahkan bisa mengancam jiwa. Alergi pada tumbuhan menyebabkan gatal pada kulit. Alergen terdiri dari zat yang berasal dari lingkungan, seperti serbuk sari bunga, jamur, debu, bulu binatang, serta zat buatan manusia, seperti obat, perhiasan, dan kosmetik.
Alergi dikatakan berat jika terjadi reaksi yang mengancam nyawa seperti reaksi syok anafilaktik dikarenakan alergi obat atau gigitan serangga.Asma yang tidak terkontrol dan dalam keadaan serangan akut, bila tidak ditangani dengan tepat, dapat mengancam nyawa. Alergi dapat menyebabkan kematian bila terjadi reaksi syok anafilaksis. Anafilaksis adalah suatu respon klinis hipersentivitas yang berat dan menyerang berbagai macam organ. 

Reaksi hipersentifitas ini adalah reaksi tipe cepat atau hipersensitifitas tipe 1. Hipersensitifitas tipe 1 adalah reaksi antara antigen spesifik dan antibodi spesifik yang terikat pada sel mast. Ketika IgE spesifik terbentuk melawan antigen makanan pada orang yang peka, paparan berikut terhadap antigen mengakibatkan pengaktifan IgE-mediated dari sel mast dan basofil, yang diikuti pelepasan histamin, triptase dan unsur biologis aktip lainnya. 

Kadangkala mekanisme penyebab anafilaksis tidak diketahui, seperti anafilaksis yang dicetuskan oleh metabisulfit yang digunakan bahan pengawet makanan. Onset dan perjalanan penyakit anafilaksis dapat bervariasi dianatara beberapa penderita, Manifestasi anafilaksis yang terjadi sangat banyak karena mengakibatkan kumpulan gejala dari gangguan beberapa organ dan fungsi tubuh. 

Manifestasi klinis anafilaksis yang dapat terjadi karena reaksi alergi makanan adalah urticaria (hives), eritema (kemerahan menyeluruh), eruritus (gatal yang luas) tanpa rash, angioedema (swelling), edema laring, asma, rinitis, konjungtivitis, gatal palatum dan saluran meatikus akustikus eksterna, mual , muntah, nyeri perut, palpitasi, dada berdebar, pingsan, dan gangguan kesadaran.
Manifestasi klinis yang paling berat yang paling sering dianggap sebagai penyebab kematian adalah edema laring dan kolaps kardiovaskular. Sebuah penelitian menyebutkan keluhan utama yang didapatkan berturut turut adalah bengkak pada wajah (76%), urtikaria (69%), gangguan pernapasan (66%) dan saluran cerna (4%). 

Manifestasi kulit seperti urtikaria dan angiedema dilaporkan terjadi pada sekitar 88% reaksi anafilaksis. Kemerahan kulit didapatkan 46%, pruritus tanpa rash didapatkan 5%. Hampir selalu didapatkan manifestasi kulit pada reaksi anfilaksis dan diagnosis akan diragukan bila tidak didapatkan manifestasi kulit. 

Gejala saluran napas dapat berupa napas tersumbat, atau sesak, disertai mata berair, bersin, hidung ingusan atau tersumbat. Dapat ditemukan mengi. Gejala kardiovaskular temasuk debar-debar, aritmia, hipotensi dan pingsan. Pasien mungkin mengeluh mual, nyeri perut kram, disertai muntah dan diare, dapat timbul kejang. Gambaran yang mengancam jiwa adalah syok, edema jalan napas atas, dan obstruksi bronkial.
Penyebab reaksi anafilaksis adalah:

1. Obat (antibiotik, bahan anestesi)
2. Makanan (kacang tanah, kacang pohon, makanan laut, dan lain-lain)
3. Bahan bilogis (lateks, insulin, ekstrak alergen, antiserum, produk darah, enzim)
4. Gigitan serangga
Upaya pengobatan alergi dilakukan dengan pencegahan diikuti dengan terapi obat-obatan. Tanpa pencegahan terhadap faktor pencetusnya, pengobatan tidak dapat optimal.
Jenis-jenis Tes Alergi:

- Tes Tusuk Kulit/Skin Prick Test untuk asma bronkial, rinitis alergi dan dermatitis atopi.
- Tes Tempel/Patch Test untuk eksem kontak.

Tes alergi dapat dilakukan pada Spesialis Penyakit Dalam Alergi, Spesialis Kulit Alergi dan Spesialis THT Alergi.
Ditulis oleh : DR. Dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM - Pengurus Besar PB PAPDI dan Anggota PAPDI Jaya

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkomentar